Sejarah Desa Pakraman Tamblang

Desa Tamblang 10 Juli 2019 09:01:31 WITA

Tamblangnes. Seperti yang telah kami uraikan tadi pada bab pendahuluan, penyusunan ini didasarkan atas dua sumber yaitu berdasarkan Prasasti Sembiran bernomor 351, bertahun 938 I saka, Cuma sayang data sejarahnya hanya sedikit sekali kami dapatkan, sehingga kami harus hubungkan dengan cerita yang bersumber dari cerita rakyat yang disampaikan dari mulut-kemulut secara menurun. Dan inilah sumber yang paling banyak kami pergunakan.

 

Didalam Presasti Sembiran itu tersebutlah suatu kerajaan kecil yang berlokasi di Desa Julah dimana kerajaan itu diperintah oleh seorang Raja Putri bernama Sang Ratu Sri Adnya Dewi.

 

Wilayah kekuasaan kerajaan ini meliputi daera-daerah sekitarnya, sampai jauh kepedalaman yaitu pada suatu desa yang bernama BAYAB BESTI (BAYAD),

 

Bayan Besti (Bayad) ini pada saat itu sudah merupakan desa (pemukiman) penduduk yang tata pemerintahannya sudah sangat teratur berkat pimpinan seorang PASEk yang diutus oleh DALEM KETUT NGELESIR untuk pergi ke Bali Utara dalam rangka menyatukan penduduk Bali Asli (BALI AGA). Pasek yang diutus ini kemudian menetap di Desa Bayan Besti (Bayad) dan langsung mengemban masyarakat disana. Karena itulah Ki Pasek itu terkenal dengan nama Ki Pasek Bayad.

 

Diceritakan bahwa Ki Pasek Bayad ini disamping sebagai pemegang tampuk pemerintahan di Desa Bayad, juga beliau terkenal sebagai seorang Balian Sakti dan Kaloktah, serta seseorang yang sangat dermawan.

 

Pada suatu saat, timbulah huru-hara di pusat kerajaan Julah, karena kerajaan itu diserang oleh bajak laut, sehingga kerajaan hancur dan penduduknya cerai berai, kekacauan ini merembet sampai ke Bayad bahkan sesampai di Desa Bayad para perampok (bajak laut) itu memusatkan kekuatannya di Desa itu serta membuat markas-markas.

 

Melihat situasi yang gawat ini, Ki Pasek Bayad sebagai pucuk pimpinan di Desa Bayad merasa khawatir akan keselamatan rakyatnya (pengikutnya) sehingga memerintahkan pengikut – pengikutnya untuk lari (mengungsi).

 

Terjadilah pelarian (pengungsian) besar-besaran dari Desa Bayad. Arah pelarian mereka adalah kea rah barat menelusuri hutan-hutan belantara.

 

Pada suatu hari sampailah rombongan pengungsi itu pada sebuah tempat yang dilalui oleh sebiah sungai yang sangat besar deras airnya; dan mereka berusaha menyebrangi sungai itu. Setelah sampai diseberang sungai, rombongan itu sudah merasa aman dan mau istirahat,

 

Karena menempuh perjalanan yang jauh maka banyaklah diantara anggota rombongan yang jatuh sakit. Karena banyak diantara mereka yang sakit maka diutuslah salah seorang dari rombongan itu untuk kembali ke Bayad, untuk minta bantuan obat-obatan kepada KI PASEK BAYAD.

 

Setelah obat-obatan itu diberikan oleh Ki Pasek Bayad utusan itupun kembali ke tempat rombongan. Pada saat utusan yang membawa obat itu menyebrangi sungai, maka terjadilah musibah sehingga obat-obatan itu terlepas dari tangannya dan hilang. Disana lantas utusan itu berseru “TAMBA HILANG, TAMBA HILANG, TAMBA HILANG………………..(obatnya hilang, obatnya hilang dsb.)

 

Karena merasa malu serta didorong oleh rasa tanggung jawabnya atas keselamatan rombongannya, utusan itu tidak mau lagi ke Bayad untuk minta obat, tapi beliau bertekad untuk mendapatkan obat itu dengan caranya sendiri.

 

Di suatu tempat yang sepi,  utusan itu bersemadi  (bertapa) untuk memohon bantuan Ida Sang Hyang Widhi, serta mengucapkan kaul (sesangi) bahwa bila beliau mendapat petunjuk sampai menemukan obat itu kembali, beliau berjanji akan menetap pada tempat dimana obat itu diketemukan.

 

Tempat utusan itu bersemadi (bertapa/beryoga) disebut SANTA YOGI (tempat persemadian yang suci). Dari kata Santa Yogi ini lama-lama kata itu berubah bunyi menjadi nama yang dikenal sampai sekarang sebagai SENTUGI.

 

Berkat rahmat dan Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi obat itu dapat diketemukan kembali serta dapat menyembuhkan rombongan-rombongan yang sedang sakit.

 

Setelah keadaan di Julah maupun di Bayan Besti aman kembali, rombonganpelarian itu kembali lagi ke Bayad. Sesampai di Bayad, disampaikanlah segala peristiwa yang dialami oleh rombongan serta diceritakan peristiwa hilangnya obat-obatan itu.

 

Ki Pasek Bayad sangat senang mendengar cerita itu dan sangat setuju akan rencana (sesangi) dari utusan itu untuk kembali dan membuat permukiman baru di tempat peristiwa hilangnya obat-obatan itu.

 

Maka di perintahkanlah utusan itu untuk kembali ke tempat peristiwa bersama-sama rombongannya untuk membuat pemukiman baru.

 

Oleh karena utusan itu adalah juga keturunan Pasek, yang tugasnya adalah memegang/mengendalikan pemerintahan, maka diangkatlah utusan itu sebagai kepala rombongan dan langsung nanti sebagai kepala pemerintahan.

 

Untuk membantu tata upacara adat dan pakraman, maka diutuslah pula seorang PASEK keturunan Bendesa yang diberi tugas untuk menjabat sebagai Bendesa (Penyarikan)

 

Di peringatkan pula oleh Ki Pasek Bayad, untuk memperingati/mengenang tempat peristiwa hilangnya Tamba (Obat) itu, maka tempat pemukiman baru itu harus diberi nama TAMBA HILANG dari kata Tamba Hilang inilah lama-lama berubah ucapannya menjadi TAMBLANG.

 

Di nasehati pula, agar penduduk Desa Tamba Hilang (TAMBLANG) untuk seterusnya tidak lupa kepada asalnya berhubungan di Bayad sudah dibangun PURA PUSEH, bila nanti di Tamblang di bangun PURA KAHYANGAN TIGA, tidak di perkenankan sekali membuat Pura Puseh baru di TAMBLANG, jadi bila mau mebakti kepada Bhatara Wisnu yang melinggih di Pura Puseh hendaklah kerama desa Tamblang dating sendiri ke Pura Puseh yang berada di Bayad.

 

Di ingatkan pula, karena Desa Tamblang sebenarnya adalah pindahan dari Bayad (selanjutnya disebut KEPEHAN BAYAD) sedangkan Bayad sendiri adalah bernaung di bawah pemerintahan kerajaan Julah, Maka karma Desa TAmblang pun nantinya berhak secara penuh untuk menggunakan tempat-tempat suci seperti  Bukit Tunggal (Pura Bukit) dan Ponjok Batu sebagai tempat pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi.

 

Begitulah perintah-perintah dari Ki Pasek Bayad, dan kesemuanya ini, setelah berdirinya/timbulnya Desa Tamblang, betul-betul ditaati oleh kedua Keturunan Pasek yang  diberi Tugas untuk memegang pemerintahan dan memegang pelaba Desa (Bendesa/Penyarikan).

 

Setelah berjalan beberapa lama, keadaan pemukiman baru (Desa Tamblang) sudah semakin tentram dan sejahtera, maka di pandang perlulah oleh kedua pemimpin itu untuk menyusun rencana-rencana pembangunan.

 

Lokasi pemukiman baru itu terletak di palemahan Kaja Kangin, disekitar pemukiman itu dibangunlah Pura Pasek untuk tempat menyungsung/memuja RATU NGURAH PASEK.

 

Dibangun pula Pura Penyungsung Kebendesaan untuk memuja Ratu Gede Bendesa/Ratu Gede Penyarikan. Kedua tempat pemujaan ini sampai sekarang masih tetap disungsung oleh keturunan Pasek dan Pasek Bendesa.

 

Disamping itu dibangun pula sema/setra yang terletak di palemahan uma tengah sekarang.

 

 

Lama-kelamaan, mungkin karena rombongan  yang pindah itu sebenarnya bukanlah seluruhnya keturunan Pasek, tapi ada juga dari keturunan-keturunan keluarga lain di luar pasek, maka dipandang perlulah untuk membuat pura  (tempat pemujaan lain yang nantinya berfungsi untuk menampung keluarga di luar kepasekan untuk melakukan ibadah agama, maka dibangunlah pura pemaksan yang sasmpai sekarang bernama Pura Pemaksan Kaja Kangin (Karena lokasinya di Kaja Kangin Desa). Terbukti sampai sekarang di pura itu banyak sekali ada pesimpangan-pesimpangan/jajaran dan penyungsungnyapun terdiri dari bermacam-macam leletan keluarga, tetapi tetap bisa menjaga kerukunan dan kedamaian.

 

Itulah  bangunan-bangunan yang dianggap paling tua karena paling dulu di buat di Desa Tamblang sebagai tempat beribadah/melakukan upacara agama.

 

Setelah mengalami peredaran jaman, maka pemukiman baru itu (Desa Tamblang). Setelah saluran irigasi terwujud sehingga memungkinkan adanya areal persawahan, maka Desa Tamlang itu lama-lama berkembang menjadi Desa yang aman, makmur dan sejahtera, sehingga menarik pendatang-pendatang baru untuk iktu bermukim di Desa Tamblang.

 

Pendatang-pendatang baru itu dating bersama keluarganya (tereh keluarganya) masing-masing. Masing-masing tereh keluarga itu lantas langsung menjaadi anggota krama desa Tamblang. Dan masing-masing tereh lantas membuat tempat-tempat pemujaan tersendiri yang selanjutnya disebut paibon (Dadya).

 

Kemudian dipandang perlulah untuk membangun Pura Desa (Kahyangan Togi). Maka dibangunlah Pura Dalem ( untuk memuja Sanghyang Iswara/Bhatari Durga) dan Pura Bale Agung untuk memuja Bhatara Brahma.

 

Tapi untuk Pura Puseh, karena mereka ingat dan setia kepada petunjuk yang diberikan oleh Ki Pasek Bayad, tidak dibangun di Tamblang, tapi tetap di Bayad.

 

Untuk melaksanakan tata upacara adat dan agama, dikeluarkanlah suatu peraturan agar masing-masing dadya mengirimkan utusan sebagai wakil keluarganya (dadya) untuk diajak musyawarah, Utusan-utusan ini disebut karma Desa Melinggih (Desa Ulu/Desa Negak). Kemudian disepakati pula bahwa para karma desa disamping menyungsung Pura Kahyangan Tiga ( Puseh, Bale Agung, dan Dalem) juga menyungsung Pura Pasek dan Merajan Pasek Bendesa dan hal ini berlangsung sampai sekarang.

         

Demikianlah sedikit riwayat dari perkembangan terjadinya Desa Tamblang yang kami terima dari cerita-cerita rakyat ditambah lagi dengan sedikit data dari prasasti yang ada di Gedung Kertya.

Tentang benar tidaknya, sekali lagi kami minta ampun yang sebesar-besarnya, karena hanya Tuhanlah yang maha mengetahui. Tetapi kami masyarakat Desa Tamblang tetap yakin dan bahwa nama Desa Tamblang berasal dari kata “ TAMBA HILANG” dan kamipun percaya dan yakin, bahwa cakal bakal penduduk Desa Tamblang adalah berasal/pndahan/kepehan dari Bayad.

         

Sekianlah tulisan kami tentang riwayat (Monografi) Desa Tamblang, semogalah, Ida Sang Hyang Parama Kawi, Tuhan Yang Maha Esa mengampuni atas segala kekurangan kami, sehingga kami tidak tertimpa raja pinulahNya.

Dokumen Lampiran : Pemerintah Desa Tamblang


Komentar atas Sejarah Desa Pakraman Tamblang

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterYoutube

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Chat Via WhattsApp

Lokasi Tamblang

tampilkan dalam peta lebih besar